Weetebula, 16–21 Oktober 2025 — Ketua Kolping Indonesia, Adam Musi, melakukan safari kunjungan dinas ke Karya Kolping Weetebula. Kegiatan yang berlangsung sejak Kamis, 16 Oktober hingga Selasa, 21 Oktober 2025, menjadi rangkaian pendampingan langsung bagi unit-unit kegiatan Kolping yang baru dirintis setelah Musyawarah Karya (MusKa) Kolping Weetebula pada April 2025.
Tujuan utama safari ini adalah mendampingi dan memperkuat pengelolaan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) yang tengah berkembang di berbagai Keluarga Kolping. Dalam setiap kunjungan, Adam Musi memeriksa secara langsung pencatatan transaksi UBSP, memberi koreksi, serta menyampaikan format-format baru yang dapat membantu pengurus mengelola simpan pinjam dengan lebih tertib dan transparan. Para peserta — yang merupakan pengurus UBSP di tiap Keluarga Kolping — menyambut kegiatan ini dengan antusias, merasa terbantu dan termotivasi untuk memperbaiki sistem mereka.

Rangkaian kunjungan dimulai dari pendirian Keluarga Kolping Nangga di Lewa, lalu berlanjut ke Kolping Katiku Loku, Kolping Perintis, Kolping Elopada, Kolping Beina Ole, dan Kolping Milla Ate di wilayah Weetebula. Pertemuan dilakukan langsung di lokasi masing-masing untuk Nangga dan Katiku Loku, sementara kegiatan bagi Beina Ole, Milla Ate, Elopada, dan Perintis dipusatkan di Wisma Kolping Weetebula.
Kehadiran Ketua dan Pimpinan Biro Nasional, Paulce Parera, disambut hangat oleh Ketua Kolping Weetebula, Sisilia Pawolung, serta Koordinator Program Kolping Weetebula, Jemsi Mandeta, yang dengan penuh semangat memfasilitasi pelatihan dan coaching UBSP selama kegiatan berlangsung.
Dalam beberapa pertemuan, suasana kebersamaan terasa hangat dan penuh makna. Di tengah dialog sederhana bersama anggota, Adam Musi menyampaikan pesan yang kini banyak diingat oleh peserta:
“Simpan-pinjam itu bukan sekadar soal uang. Ini tentang saling membantu. Kamu susah, saya bantu; nanti kalau saya susah, kamu bantu. Di situlah Kolping menjadi hidup.”
Safari kunjungan ini menegaskan kembali semangat dasar Kolping: persaudaraan yang bekerja nyata melalui tindakan kecil namun berarti. Dari Nangga hingga Milla Ate, semangat saling membantu dan keinginan untuk maju bersama terus tumbuh, menjadi tanda bahwa Kolping di Sumba melangkah mantap menuju masa depan yang lebih kuat — dengan kehendak dan tindakan yang bersatu.
